Pengaruh Penerapan Batuk Efektif dalam Mengatasi Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas pada Pasien Penyakit Paru Obstruksi Kronik
DOI:
https://doi.org/10.56667/jikdi.v1i2.564Keywords:
batuk efektif, penyakit paru obstruktif kronik, bunyi nafas, frekuensi nafasAbstract
Penyakit paru obstruktif kronik merupakan satu dari 4 penyakit tidak menular utama yang menyebabkan kematian di indonesia (WHO, 2019). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian teknik batuk efektif untuk mengatasi ketidakefektifan bersihan jalan nafas. Jenis penelitian Quasy Eksperimen dengan rancangan One Grup Pretest dan Posttest Design. Dilaksanakan pada Bulan Mei 2021 di Rumah Sakit Mayjen H. A Thalib. Populasi Sebanyak 16 orang. Menggunakan teknik total sampling. Sampel sebanyak 16 orang. Hasil penelitian sebelum dilakukan tindakan teknik batuk efektif 100% responden suara nafas ronchi dan 68,75% frekuensi nafas normal. Setelah dilakukan Tindakan sebanyak 81,25 responden suara nafas vesikuler dan 87,50 % responden dengan frekuensi nafas normal. Berdasarkan hasil analisis bivariat didapatkan p value 0.000 dan p value 0,045. Ada pengaruh tindakan batuk efektif terhadap bunyi nafas dan frekuensi nafas pada pasien Penyakit paru obstruksi kronik. Diharapkan rumah sakit dapat menerapkan teknik batuk efektif ini untuk mengatasi masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas.
References
Budiono. (2015), Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Bumi Medika
Data Medical Record Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci Tahun 2020
Data Medical Record Rumah Sakit Umum Mayjen H.A Thalib Kabupaten Kerinci Tahun 2020
Ghofar. (2014). Hubungan Dengan Perilaku Merokok Dengan PPOK. Surabaya :Eduhealth
Herdman. (2012). Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas. Edisi 10. Jakarta : Buku Kedokteran EGC
Indah et al. (2020) “Studi kasus pasien penyakit paru obstruksi kronik dengan masalah bersihan jalan nafas tidak efektif di Rumah sakit panti waluya sawahan malang Tahun 2020” http://journalrepository.stikespantiwaluya.ac.id diakses pada tanggal 10 Juli 2021
Kent,B.D. (2011). Hypoxemia in Patients with COPD. Cause, Effect, and Dissease progression. International journal of COPD, 6,199-208s
Khotimah. (2013). Latihan Endurance Meningkatkan Kualitas Hidup Lebih Baik Dari Pada Latihan Pernafasan Pada PPOK. Yogyakarta : BP4
Muttaqin, Arif. (2008). Asuhan Keperawatan Klien Dengan Ganggua System Pernapasan. Jakarta : Selemba Medika
Muttaqin, Arif. (2011). Pengkajian Keperawatan. Jakarta : Selemba Medika
NANDA, NIC-NOC. (2018). Diagnosis Keperawatan. Jakarta : Buku Kedokteran EGC
Nurmayanti et al. (____) Pengaruh Fisioterapi dada, Batuk efektif, dan Nebulizer terhadap peningkatan saturasi oksigen dalam darah pada pasien PPOK e-ISSN: 2581-1975, p-ISSN:2597-7482. Volume 3 Diakses Pada Tanggal 03 Desember 2020 http://ejournal.ipm2kpe.or.id
Pamungkas. (2017). Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta : Trans Info Media
Somantri. (2009). Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta: Selemba Medika
Undang-Undang Ri Nomor 36 Tahun 2009 Pasal 1 Ayat 1, Kesehatan
Wilson And Ross. (2011). Dasar-Dasar Anatomi Dan Fisiologi. Jakarta : Selemba Medika
Yasir et al. (2020). Asuhan Keperawatan Pada Tn. W dengan Gangguan Sistem Pernapasan : Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) RSUD Pandan Arang Boyolali http://jurnal.eprints.ums.ac.id/34292/1/ Diakses Pada Tanggal 03 Desember 2020
Yulia et al. (2020). Upaya Meningkatkan Keefektifan Bersihan Jalan Napas Pada Pasien Penyakit Paru Obstruksi Kronik Di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro http://jurnal.eprints.ums.ac.id. Diakses Pada Tanggal 03 Desember 2020
Yusuf. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan. Jakarta : Prenadamedia Group